Pages

KEBUDAYAAN, PERADABAAN, DAMPAK POSITIF & NEGATIF

Jumat, 10 Mei 2013


PERBEDAAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN MENURUT AHLI

Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya “Pengantar Antropologi” tahun 2005 menjelaskan bahwa kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar. Peradaban sendiri merupakan bagian-bagian serta unsur dari kebudayaan yang sifatnya, halus, maju, indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan adat dan sopan santun serta pergaulan, organisasi bernegara, dan lain-lain. Serta peradaban ini digunakan untuk menyebut suatu kebudayaan yang memilki sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni-rupa, yang maju dan kompleks.  Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hasil pengembangan pemikiran manusia (budi: akal/pikiran; daya: kemampuan) dan mendapat imbuhan ke-an sehingga menjadi kebudayaan (kata benda) yang berarti segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia ayang mereka gunakan untuk kehidupannya. Peradaban berasal dari kata adab yang berarti baik (kata sifat), mendapat imbuhan pe-an sehingga menjadi peradaban (kata benda) yang berarti segala sesuatu yang dihasilkan manusia/kebudayaan yang bersifat baik atau dapat memajukan kehidupan dan hal semacam ini hanya berlangsung sementara dan dalam kurun waktu tertentu. Jadi dengan kata lain peradaban merupakan hasil/puncak perkembangan dari suatu kebudayaan dan bersifat kompleks. Kebudayaan ini berakar pada ide mengenai nilai, tujuan, pemikiran yang ditransmisikan melalui ilmu, seni dan agama suatu masyarakat sedangkan peradaban berakar pada ide tentang kemajuan material (ilmu dan teknologi), aspek kehalusan, penataan sosial dan aspek kemajuan lain.
Kebudayaan merupakan segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang digunakan untuk kelangsungan hidupnya yang sifatnya dinamis, artinya berkembang terus menerus/terus berlanjut sampai sekarang. Sedangkan peradaban merupakan puncak dari suatu kebudayaan itu sendiri yang berkembang dalam suatu masyrakat dan dalam kurun waktu tertentu. Ide utama yang terkandung dalam peradaban adalah kemajuan, perkembangan (progress dan development). Tetapi dalam peradaban tidak adanya keberlanjutan/kontinyuitas. Selain itu peradaban berkembang dalam kurun waktu tertentu serta bersifat munumental dimana peradaban merupakan bukti kebesaran dari suatu masyarakat yang hidup dalam suatu daerah (misalnya: Peradaban Yunani Kuno, Peradaban Lembah Sungai Indus, Peradaban Mesir Kuno, Peradaban Sungai Eufrat dan Tigris, dan lain-lain)
Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi; pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai yang berkembang terus. Untuk membangun peradaban perlu adanya jaringan sosial atau inovasi sosial yang menciptakan pranata (institusi) sosial yang memungkinkannya menerima dan mengembangkan produk-produk peradaban lain dalam konteks kebudayaan sendiri.
Daed Joesoef berpendapat kebudayaan adalah hal-hal atau segala sesuatu yang mempunyai ciri atau sifat budaya. Sedangkan budaya itu sendiri adalah sistim nilai yang dihayati. Nilai dapat berbentuk (tangible) seperti bangunan bersejarah, karya seni, lukisan, patung, dan lainnya. Dan peradaban adalah suatu kondisi masyarakat yang terdiri dari kesatuan budaya dan sejarah. Dalam pengertian lain peradaban merupakan jenjang keberadaan tertinggi yang dapat dicapai oleh suatu kebudayaan; ia adalah artifisial, tidak metafisis, tidak berjiwa, dikuasai oleh intelek. Sebuah peradaban mengalami siklus dalam ruang dan waktu. Ia mengalami pasang dan surut. Sedangkan kebudayaan lepas dari kontradiksi ruang dan waktu. Ia memiliki ukuran tersendiri (ukuran benar salah, tepat tidak atau berguna tidak) di dunai pemikiran.
Kebudayaan dan peradaban memang merupakan aspek-aspek kehidupan sosial manusia yang memiliki sedikit perbedaan tapi dari perbedaan tersebut dapat diambil jalan tengah yaitu peradaban dan kebudayaan adalah dua aspek dalam kehidupan manusia, ada hubungan timbal balik antara keduanya. Sebagaimana hubungan antara aspek spiritual, mental dan material dalam diri manusia. Kebudayaan ataupun peradaban, mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat.


Perbedaan Kebudayaan dengan Peradaban
Kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Demikian kebudayaan itu dapat diartikan “ hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal .” . Ada pendirian lain mengenai asal dari kata kebudayaan itu, ialah bahwa kata itu adalah suatu perkembangan dari majemuk budi-daya, artinya daya dan budi, kekuatan dari akal. Adapun istilah inggrisnya berasal dari kata Latin colere yang berarti “mengolah, mengerjakan”, terutama mengolah tanah atau bertani . Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam.
Adapun istilah peradaban dapat kita sejajarkan dengan kata asing civilization . Istilah itu biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah, seperti : kesenian, ilmu pengetahuan, serta sopan-santun dan sistem pergaulan komplex dalam suatu masyarakat dengan struktur yang komplex. Sering juga istilah peradaban dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan komplex.
( Koentjaraningrat , 1948 : 9-10 )
Jika Huntington (1996) mendefinisikan peradaban (civization) sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species, dan Ibnu Khaldun ( 1332-1406 M ) melihat peradaban (umran) sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dan proses tamaddun ( semacam urbanisasi ), lewat ashabiyah (group feeling, espritde corp ). Peradaban disini didefinisikan sebagai keseluruhan kompleksitas prosuk pikiran kelompok manusia yang mengatasi Negara, ras, suku, atau agama yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya.  ( Bambang Santosa dkk., 2008 : 44 )

Pendapat Pribadi : Kebudayaan adalah suatu rasa yang diciptakan oleh manusia agar dapat berkembang demi kelangsungan hidup mereka, sedangkan peradabaan adalah sekumpulan orang atau masyarakat yang telah memiliki kebudayaan yang telah mereka kembangkan.



KEBUDAYAAN NASIONAL

Pengertian Kebudayaan Nasional Indonesia
            Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta budhayah, bentuk jamak dari budhi yang berarti akal atau budi; sehingga kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal atau budi (Junidar Hasan, 1986). Kebudayaan adalah segala yang dihasilkan oleh manusia berdasarkan kemampuan akalnya atau gagasannya. Koentjaraningrat (Junidar Hasan, 1986) mengatakan bahwa kebudayaan dalam bahasa Inggris adalah Culture, yang berasal dari kata colere, dari bahasa Latin yang berarti mengolah atau mengerjakan; yang dimaksudkan adalah mengolah tanah atau bertani. Memang pengertian kebudayaan atau culture adalah segala daya, kemampuan dan kegiatan untuk mengolah, bahkan merubah, dan memanfaatkan alam (lingkungan).
            Parsudi Suparlan (1982) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk social, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan untuk menciptakan serta mendorong terwujudnya kelakuan. Menurut Parsudi Suparlan, bahwa kebudayaan itu hanya mencakup pengetahuan atau satuan ide (gagasan) saja; sedangkan kelakuan dan hasil kelakuan saling berkaitan dan saling pengaruh mempengaruhi dalam kegiatan hidup manusia. Satuan ide adanya didalam kepala manusia dan tidak bias dilihat; sedangkan kelakuan dan hasil kelakuan sebagai satuan gejala berada pada tingkat kenyataan dan dapat dilihat pada ruang dan waktu tertentu.
            Banyak yang merumuskan tentang pengertian atau apa yang dimaksud dengan Kebudayaan Nasional Indonesia itu. Sultan Takdir Alisjahbana (Koentjaraningrat, 1985) berpendapat bahwa, Kebudayaan Nasional Indonesia adalah suatu kebudayaan yang dikreasikan dengan mengambil banyak unsur kebudayaan yang dianggap universal, yaitu kebudayaan barat. Unsur-unsur kebudayaan barat yang penting dikreasikan itu menurut Sultan Takdir Alisjahbana, terutama unsur-unsur teknologi, ekonomi, keterampilan berorganisasi, dan ilmu pengetahuan. Tempak rumusan ini sangat berorientasi pada aspek material, intelektual, dan individual; adalah sangat wajar bila banyak yang kurang setuju pada rumusan tersebut. Sanusi Pane (Koentjaraningrat, 1985) menyatakan bahwa Kebudayaan Nasional Indonesia adalah kebudayaan timur, oleh karena itu harus mementingkan unsur-unsurkerohanian, perasaan dan kegotongroyongan. Rumusan ini tampak controversial dengan rumusan dari Sultan Takdir Alisjahbanayang mementingkan material, intelektual, dan individual.
            Poerbatjaraka (Koentjaraningrat, 1985) mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia harus dibangun dan berakar pada sejarah dan kebudayaan masa lampau Indonesia sendiri. Artinya, harus berakar pada kebudayaan suku-suku bangsa yang ada di Nusantara ini. Pendapat ini telah dianut pula oleh Ki Hajar Dewantara (Koentjaraningrat, 1985), yang berpendapat bahwa, Kebudayaan Nasional Indonesia adalah puncak-puncak dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Metaphor puncak disini berarti mutu, oleh karena itu, yang dimaksud unsur-unsur kebudayaan daerah itu adalah yang paling tinggi mutunya. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan“bhineka tunggal ika”.



DAMPAK POSITIF & NEGATIF KEBUDAYAAN ASING YANG MASUK KE INDONESIA

Dampak Positif
  • Dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa2 yg maju sehingga mampu mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereka. 
  • Adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita sendiri ke luar negeri.
  • Terjadinya akulturasi budaya yg mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yg unik.   

Dampak Negatif
  •  Masuknya budaya asing yg lebih mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat baik tua maupun muda, dan parahnya yg ditiru biasanya yg jelek2. Meniru perilaku yg buruk.
  •  Adanya globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karena adanya percampuran antara kebudayaan lokal dgn kebudayaan dr luar, bisa juga karna memang tidak ada generasi penerus yg melestarikan budaya tsb.
  • Mudah terpengaruh oleh hal yg berbau barat. Generasi muda lupa akan identitasnya sebagai bangsa Indonesia karena perilakunya banyak meniru budaya barat.
  •  Menumbuhkan sifat dan sikap individualisme, tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang lain. Padahal bangsa indonesia dulu terkenal dgn gotong royong.


Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.

Sumber : http://albertotkj.blogspot.com/2013/02/dampak-positif-dan-negatif-masuknya.html

0 komentar:

Posting Komentar

 
Nothing To Share © 2011 | Designed by Bingo Cash, in collaboration with Modern Warfare 3, VPS Hosting and Compare Web Hosting